Tentang Penulis - Budaya Indonesia

1 komentar

Nur Putri Agustiyani adalah nama yang orang tua saya berikan pada saya sejak saya masih kecil. Keluarga dan teman-teman saya lebih akrab memanggil saya dengan panggilan Yani. Saya lahir di Jakarta, 18 Agustus 1991. Alhamdulillah, saya mempunyai orang tua yang sangat hebat. Ayah saya bernama Achmad Dimyati dan ibu saya bernama Erni Rihyanti. Menulis adalah salah satu hobi saya. Semoga kelak saya dapat menghasilkan suatu karya yang akan membuat orang-orang di sekeliling saya bangga.

Indonesia adalah negara yang terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, ras, serta agama. Meskipun begitu, tapi rakyat Indonesia tetap menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan. Tak heran bila kata ‘Bhineka Tunggal Ika’ menjadi salah satu bagian dari lambang Negara Indonesia. Sebagai rakyat Indonesia, kita harus bangga dan terus menjaga kebudayaan yang telah diturunkan dari nenek moyang kita.

Belum lama ini, Indonesia telah diuji ‘kesetiaannya’ terhadap warisan budayanya. Tari pendet, tari yang sangat diagungkan di Bali, diakui oleh pemerintah Malaysia sebagai warisan kebudayaan mereka. Reaksi pertama rakyat Indonesia setelah mengetahui hal ini adalah marah. Bagaimana tidak. Pemerintah Malaysia dengan sengaja mempromosikan negaranya dengan memakai tari pendet sebagai iklan disalah satu televisi internasional. Beragam reaksi yang dilakukan rakyat Indonesia. Diantaranya adalah berunjuk rasa, memboikot produk-produk dari Malaysia, dan meminta pemerintah Malaysia meminta maaf secara resmi kepada rakyat Indonesia. Tak lama kemudian, pemerintah Malaysia secara resmi meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Mereka berdalih penggunaan tari pendet dalam iklan itu dalam rangka membantu pemerintah Indonesia dalam mempromosikan kebudayaan Indonesia.

Entah siapa yang benar dan siapa yang salah. Tapi kita sebagai rakyat Indonesia harus menjaga dan melestarikan warisan budaya yang telah diturunkan dari nenek moyang kita. Nggak mau kan kita ‘dicap’ sebagai negara yang tidak peduli terhadap budayanya sendiri?
Read More »»