Seandainya Seluruh Dunia Ini Sudah Terkomputerisasi, Apa yang Akan Dilakukan Manusia?

0 komentar
Bisa ngebayangin gak? Wahh.. Pasti seru banget tuh kalau seluruh dunia ini sudah terkomputerisasi. Gak usah repot. Hanya dengan duduk manis di depan komputer dan “mengotak-atik” programnya, kita bisa mengendalikan lingkungan di sekitar kita.
Setiap hal pasti mempunyai dampak positif dan negatif. Menurut saya, dampak positif dari terkomputerisasi dunia ini adalah manusia bisa lebih menghemat waktu dan tenaga dalam bekerja. Misalnya, kita mengerjakan suatu pekerjaan selama 5 jam dan membutuhkan tenaga yang banyak, dengan bantuan komputer suatu pekerjaan dapat selesai dalam kurun waktu kurang dari 5 jam. Kita tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga. Hanya dengan menjalankan program yang terkait pada komputer, pekerjaan yang kita kehendaki dapat selesai.
Akan tetapi, terdapat dampak negatif dari dunia ini yang terkomputerisasi. Diantaranya adalah manusia menjadi malas bahkan ketergantungan pada komputer. Manusia jadi malas untuk berkreasi sendiri, karena menganggap komputer jauh lebih mudah dan praktis. Selain itu, lapangan pekerjaan bagi manusia juga lebih berkurang. Misalnya, dengan mengandalkan tenaga manusia, sebuah pabrik membutuhkan 5 orang untuk memproduksi suatu barang. Akan tetapi, jika sebuah pabrik mengandalkan komputer/mesin dalam produksinya, pabrik itu hanya memerlukan sedikit orang untuk bekerja di sana. Orang-orang tersebut hanya bertugas mengoperasikan komputer/mesin yang digunakan dalam produsi. Bisa kita bayangkan, jika sebuah pabrik yang normalnya mempekerjakan 1000 orang, tapi hanya mempekerjakan 500 orang bahkan kurang dari itu. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia? Pasti akan jauh meningkat..
Read More »»  

Jika Orang Tua Nge-Add Kita di Facebook, Kita Confirm / Ignore?

0 komentar
Siapa sih yang gak kenal FACEBOOK? Situs dengan dominasi warna biru dan putih ini termasuk situs paling populer saat ini.  Rasanya kurang gaul jika kita gak pernah buka bahkan gak punya FACEBOOK. Di situs ini, kita bisa chat dengan teman-teman kita. Bahkan teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak kita jumpai, bisa kita temukan di sini. Tidak hanya teman, keluarga dan saudara jauh pun bisa kita temukan di sini. Dengan kata lain, situs ini bisa kita jadikan ajang untuk menyambung tali silaturrahmi.
Bukan hanya anak muda, tapi orang tua pun sudah banyak yang mempunyai FACEBOOK. Sekarang timbulah pertanyaan; “Jika Orang Tua Nge-Add Kita di Facebook, Kita Confirm / Ignore?”
Jujur, saya sendiri yang nge-add facebook kedua orang tua saya. Saya juga pelampirkan nama kedua orang tua dan saudara saya di informasi profil. Mungkin tidak banyak orang khususnya anak muda seusia saya yang melakukan hal itu. Tapi bagi saya, itu adalah sebagian hal kecil yang menunjukkan betapa saya sangat menyayangi dan membanggakan keluarga. Mungkin sebagian orang berpikir kalau apa yang saya ucapkan tadi itu sangat “lebay”. Tapi itulah yang ada dalam pikiran saya saat ini. Selagi kita masih mempunyai orang tua atau saudara yang bisa  di add, apa salahnya?
Read More »»  

Teori Perilaku Konsumen

0 komentar
Pengertian konsumen (consumer) menurut Philip Kotler dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sedangkan menurut Hornby, konsumen  adalah seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa; seseorang atau suatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu; sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang; setiap orang yang menggunakan barang atau jasa.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa konsumen merupakan pemakai atau pengguna barang atau pun jasa baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan orang lain. Secara sederhana dapat diartikan sebagai pengguna barang atau jasa. Sebagai makhluk hidup, kita pasti mempunyai kebutuhan yang berbeda. Begitu pula perilaku kita untuk memenuhi kebutuhan yang tentunya berbeda antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lain. Akan tetapi, setiap konsumen pasti akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada saat mengkonsumsi suatu barang atau jasa.

Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6) berpendapat bahwa perilaku konsumen (consumer behavior) adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Sementara itu Swastha dan Handoko (2000:10) berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.

Faktor Budaya memberikan pengaruh yang sangat luas terhadap perilaku konsumen. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Keinginan dan perilaku seseorang tergantung dari sebuah budaya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras dan area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh Faktor Sosial. Beberapa contoh faktor sosial adalah kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat.

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh Karakteristik Pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Umur sangat mempengaruhi keputusan seorang konsumen dalam melakukan pembelian barang atau jasa. Tentunya seorang anak yang belum bekerja tidak akan melakukan pembelian secara berlebihan. Sebaliknya, seorang yang sudah bekerja dan mempunyai penghasilan lebih berpotensi untuk melakukan pembelian yang lebih besar. Selain umur, pekerjaan juga mempengaruhi pembelian seorang konsumen. Uang adalah sebuah alat untuk melakukan pembelian. Seseorang yang bekerja dengan penghasilan lebih besar tentunya lebih berpotensi untuk melakukan pembelian yang lebih besar dibandingkan dengan seseorang yang bekerja dengan penghasilan yang lebih kecil. Situasi ekonomi juga mempengaruhi tingkat pembelian di sebuah negara. Negara yang sedang mengalami krisis akan berdampak pada menurunnya tingkat ekonomi masyarakatnya. Uang akan menjadi barang langka yang tentunya tidak akan digunakan untuk keperluan yang tidak mendesak. Hal ini menyebabkan tingkat pembelian akan cenderung menurun. Pengaruh gaya hidup konsumen sangat tergantung pada konsumen itu sendiri. Bisa kita lihat belakangan ini banyak sekali bermunculan department store di sekitar kita. Hal ini menunjukkan bahwa gaya hidup yang cenderung sangat konsumtif menyebabkan naiknya tingkat pembelian.

Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan. Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Motif berasal dari bahasa Latin ‘movere’ yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya ‘to move’. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif juga membantu kita membuat prediksi tentang perilaku. Persepsi menurut Dreverdalam Sasanti (2003) adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Sedangkan Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Lalu pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Sedangkan kepercayaan adalah adalah dasar pribadi subyektif untuk perilaku individu.

Faktor Marketing Strategy merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini termasuk strategi pemasaran. Secara tidak langsung, strategi pemasaran merupakan faktor penentu tingkat pembelian. Jika strategi pemasarannya baik, maka tingkat pembelian konsumen akan tinggi.
Berdasarkan landasan teori, ada dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri seorang konsumen. Faktor ini berupa motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar. Sedangkan Faktor Eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen. Faktor ini berupa pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy dan kelompok referensi. Kelompok referensi adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada perilaku dan sikap konsumen.




Referensi :
Read More »»  

Resensi Buku: Menikmati Hidup Cara Rasulullah SAW

0 komentar
Diantara sekian banyak prinsip dalam ajaran Islam adalah siap kecewa. Dalam artian, kondisi psikologis yang muncul saat seseorang bersikap realistis menerima kenyataan yang berbeda dengan apa yang diharapkan. Disitu, yang ideal tidak sama dengan realita.


Kecewa merupakan perasaan kecil hati, tidak puas karena harapan atau keinginannya tidak terkabul. Setiap orang di dunia ini pasti pernah mengalaminya. Kekecewaan pastinya tidak bisa kita hindari. Oleh sebab itu, kita tidak perlu menghindar, tapi kita perlu tahu bagaimana cara mengatasinya dengan baik dan benar.

Di dunia ini tidak ada yang sejati, termasuk kawan atau pun lawan. Bisa saja suatu saat seorang kawan sejati berubah menjadi musuh, atau sebaliknya. Karena itulah Rasulullah SAW berpesan agar kita bersikap ‘wajar’ dalam membenci atau pun mencinta, seperti sabda beliau :


Dari Abu Hurayrah r.a ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Cintailah kekasihmu secara wajar (tidak berlebihan) siapa tahu suatu saat menjadi musuhmu. Bencilah musuhmu secara wajar (tidak berlebihan) siapa tahu suatu saat jadi kekasihmu
 (H.R.Tirmidzi, al-Bayhaqiy, al-Thabraniy)

Setiap orang pasti mempunyai harapan dan rencana. Tentunya kita ingin hal tersebut terkabul. Tapi kita adalah manusia biasa yang hanya bisa mempunyai harapan dan rencana. Di sisi lain, Allah lebih mempunyai kuasa dan tahu mana yang terbaik untuk kita. Kadang apa yang terjadi dalam hidup tidak sesuai dengan harapan dan rencana kita. Tentunya hal tersebut menimbulkan perasaan kecewa.

Di dalam buku ini, dibahas sebuah kisah yang banyak mengandung hikmah. Alkisah, ada seorang alim disebuah desa yang selalu menjadi rujukan masyarakat. Ia memiliki seorang istri yang cantik dan sangat teramat dicintainya. Suatu hari, istri sang alim meninggal dunia dan ia bersedih dengan kesedihan yang mendalam. Begitu sedihnya, sampai ia menutup diri dan tidak lagi mau menerima siapa saja yang datang kepadanya, termasuk enggan menjawab pertanyaan dan memberi fatwa sebagaimana kebiasaannya. Situasi tersebut menjadi buah bibir masyarakat sekitar. Suatu hari, seorang wanita dari desa tetangga datang untuk mencoba menyadarkan sang alim dengan sebuah pertanyaan; seorang tetanggaku dititipi amanat oleh seseorang selama berpuluh-puluh tahun. Suatu hari yang menitipi amanat datang dan meminta kembali amanat tersebut, namun yang dititipi menolak. Dalam hal ini, bagaimana semestinya? Awalnya sang alim tidak mau menjawab pertanyaan tersebut. Akhirnya, sang alim bersedia menjawabnya; itu gampang. Jelas yang salah adalah yang dititipi amanat karena pemilik hak telah meminta kembali haknya yang telah dititipkan. Bagi orang yang dititipi amanat tidak ada hak untuk tidak mengembalikan dan tidak boleh menolak permintaan yang menitipkan. Lalu wanita tersebut berkata; kalau demikian, mengapa engkau bersedih wahai alim? Istri, harta, anak dan semua kenikmatan yang ada pada kita adalah amanat Allah yang dititipkan, lalu ketika Allah mengambil kembali amanat tersebut, mengapa kita bersedih apalagi menolak? Saat itu, sadarlah sang alim. Ia kembali aktif memberikan bimbingan keagamaan kepada masyarakat seperti kebiasaannya dahulu.

Dari kisah tersebut, ada hikmah yang bisa kita ambil. Segala kenikmatan yang hilang dapat menimbulkan perasaan kecewa. Tapi kita perlu ingat, segala sesuatu tidak ada yang abadi selain Allah. Allah mempunyai kuasa yang sangat tak terbatas. Segala sesuatu pasti ada hikmahnya. Jadi kita harus siap merasakan perasaan kecewa. Tapi yakinlah, kekecewaan itu suatu saat pasti akan melahirkan kebaikan jika kita selalu yakin bahwa Allah pasti mempunyai rencana yang lebih indah untuk kita kelak.


Judul               :   Menikmati Hidup Cara Rasulullah SAW
Penulis            :   Haji Abbas Muhammad Basalamah (HAMBA)
Penerbit          :   Pustaka Ibnu Abbas - Depok
Cetakan           :   Pertama, Januari 2010
Halaman          :   275 halaman
Read More »»  

Argument Passed by Reference pada C++

1 komentar
Berikut ini adalah contoh program dengan Argument Passed by Reference :

Input Program :

     Program di atas memanipulasi nilai dari dalam fungsi. Variabel yang akan mengalami Passed by Reference biasanya akan diakhiri dengan tanda ampersand (&) pada tipe di setiap argumen. 

     Parameter yang telah ditetapkan pada program di atas adalah a, b dan c. Lalu parameter yang akan digunakan saat pemanggilan adalah x, y dan z. Pada saat program dijalankan, perubahan pada a akan mempengaruhi nilai x, begitu pun pada b akan mempengaruhi y dan c akan mempengaruhi z.

     Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan hasil output program di atas adalah nilai variabel dalam main dikalikan 3. Jika deklarasi fungsi tidak diakhiri dengan tanda ampersand (&), maka variabel tidak akan Passed by Reference, sehingga hasilnya akan tetap nilai dari x, y dan z tanpa mengalami perubahan.

Output Program :

Read More »»  

Komputer di Bidang Usaha dan Bisnis

0 komentar
     Keberadaan teknologi bagi komunikasi bisnis memang sangat terasa manfaatnya, terutama bagi penyelesaian pekerjaan dalam suatu organisasi secara efektif dan efisien. Salah satu bentuk teknologi komunikasi yang banyak digunakan di kantor-kantor maupun di rumah-rumah pribadi adalah komputer.

     Apabila dilihat dari jenisnya, komputer dapat dibedakan menjadi desktop computer dan portable computer. Desktop computer merupakan komputer meja yang bersifat permanen, sedangkan portable computer adalah komputer mini yang mudah dibawa ke mana saja karena relatif ringan.

     Sebuah komputer terdiri atas dua elemen penting yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer. Perangkat keras komputer terdiri atas tiga komponen yaitu Central Processing Unit (CPU), keyboard dan monitor. Sementara itu, perangkat lunak komputer merupakan seperangkat program aplikasi yang digunakan untuk mengolah suatu informasi. Perangkat keras dan perangkat lunak tak dapat bekerja tanpa yang lain.
     
     Setiap badan usaha atau perseorangan yang mempunyai NPWP, diakhir tahun/periode diharuskan membuat laporan SPT pajak tahunan dan salah satu persyaratan laporan perpajakan adalah adanya laporan keuangan minimal meliputi laporan neraca, rugi laba dan laporan penyusutan aktiva tetap. Hal ini menuntut badan usaha atau perseorangan memiliki suatu sistem atau program laporan keuangan yang otomatis dapat menghasilkan laporan keuangan yang benar dan akurat. Maka kami mengajukan program Akurasi Bisnis sebagai solusi dalam masalah tersebut.

     Program Akurasi Bisnis adalah aplikasi accounting software berbasis under windows dirancang dengan bahasa pemrograman Visual Basic dengan database Microsoft Access yang berfungsi membantu untuk menyediakan laporan atau informasi keuangan secara komprehensif yang memungkinkan diambilnya keputusan bisnis secara cepat dan tepat berdasarkan data yang akurat.

     Aplikasi Software ini didesain khusus untuk mengotomatiskan semua rutinitas aktivitas bisnis atau usaha yang berhubungan dengan administrasi penjualan, pembelian, pencatatan piutang dan hutang serta memonitor persediaan.

     Untuk menjalankan program ini dibutuhkan spesifikasi sekurang-kurangnya sebagai berikut:
          - Operating System (OS) Windows 98, Windows 2000, XP, Vista
          - Processor : Intel, AMD, Celeron 500 Mhz atau setara pentium III generasi pertama
          - Memory     : 128 MB
          - VGA          : 16 MB
          - RAM          : 32 MB
          - Ruang sisa space Hard Disk : 1 GB
Program ini pun dapat diakses bersama dengan Microsoft Excel 98, 2000, 2003, dan 2007 atau pun dengan Microsoft Word 98, 2000, 2003 dan 2007.

     SIM adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

SIM menggunakan :
1.      Perangkat keras (hardware)
2.      Perangkat Lunak (software)
3.      Prosedur Pedoman
4.      Model manajemen dan keputusan
5.      Database

Laporan yang dihasilkan oleh SIM meliputi :
1.      Laporan Logistik
Laporan yang dihasilkan dalam selang waktu tertentu seperti harian, mingguan, bulanan, kwartalan dan sebagainya.
2.      Laporan Ikhtisar
Laporan yang memberikan ringkasan terhadap sejumlah data/informasi.
3.      Laporan Perkecualian
Laporan yang hanya muncul apabila terjadi keadaan yang tidak normal. Sebagai contoh manajer pembelian memerlukan laporan pengiriman barang dari pemasok yang sudah terlambat satu minggu.
Laporan ini hanya akan muncul apabila keadaan yang diminta sudah terpenuhi.
4.   Laporan Perbandingan
      Laporan yang menunjukkan dua atau lebih himpunan informasi yang serupa dengan maksud untuk perbandingan.

Namun terdapat beberapa kendala diantaranya :
-   Diperlukan Seorang ahli informasi yang bertanggung jawab  terhadap integritas data secara keseluruhan.
-    Informasi yang disimpan terus membengkak dan sifatnya
      kurang penting, akibatnya pengolahan informasi menjadi kritis.
-    Komputer menjadi lambat terhadap permintaan informasi.

     Pengolahan data terdistribusi :
               Keuntungan :
1.      Memungkinkan dicapainya tujuan berbeda di masing-masing unit
2.      Pengelola dapat mengontrol kebutuhan data
3.      Informasi beraneka ragam
               Kerugian :
1.      Sulit menjaga integritas data dalam SIM
2.      Arsip data pusat kurang muktahir
3.      Penyebaran informasi harus melalui birokrasi, kompetisi dan koordinasi
4.      Penggunaan sumber daya meningkat

         Sistem otomasi perkantoran atau terkadang disebut sistem informasi perkantoran (office information system atau OIS) adalah

” Sistem yang memberikan fasilitas tugas-tugas pemrosesan informasi sehari-hari didalam perkantoran dan organisasi bisnis. ”

         Sistem ini menyediakan aneka ragam perangkat untuk pemrosesan informasi, seperti pengolah lembar kerja (spreadsheet), pengolah kata (word processor), pengolah grafik, aplikasi presentasi, pengaksesan basis data personal, surat elektronik (email), surat bersuara (voice mail) dan teleconference. Pengguna sistem ini pada prinsipnya adalah semua personil dalam organisasi, baik staf maupun yang masuk kategori level manajemen.

         Contoh pengguna perangkat-perangkat yang mendukung otomasi perkantoran :
1.      Pengolah lembar kerja digunakan menganalisa berbagai kemungkinan harga.
2.      Pengolah kata dipakai untuk membuat kontrak penjualan.
3.      Surat elektronik untuk memberikan deskripsi produk kepada calon pelanggan.
 4.     Video konferensi digunakan untuk melakukan pertemuan virtual jarak jauh untuk melakukan koordinasi sejumlah orang yang berada diberbagai tempat yang berjauhan. Dalam hal ini, wajah para anggota (member) dapat terlihat di monitor.

      Sistem ini sering kali dikatakan dapat mendukung kantor tanpa kertas (paperless office). Artinya, semua yang berbau dokumen kertas dapat dihilangkan.

Aplikasi Otomatisasi Perkantoran :
a. Pengolah Kata (Word Processing)
b. Surat Elektronik (Electronic Mail)
c. Surat Bersuara (Voice Mail)
d. Kalender Elektronik (Electronic Calendaring)
e. Konferensi Suara (Audio Conferencing)
f.  Konferensi Video (Video Conferencing)
g. Konferensi Komputer (Computer Conferencing)
h. Facsimile (FAX)
i.  Videotext
j.  Pencitraan (Imaging)
k. Desktop Publishing



Read More »»  

Cerita Tentang Si 'Usus Buntu'

11 komentar
Aku dan Ibuku bersama Dr. Edi Setiyoso, SpB
     Aku seorang mahasiswi jurusan sistem informasi di salah satu universitas swasta di Depok, Jawa Barat. Cerita ini berawal dari kebiasaanku yang sangat suka makanan pedas. Tak lengkap rasanya jika aku makan tanpa ada rasa pedas di lidahku. Dari kecil aku sudah divonis terkena maag. Tak dianggap serius, penyakit ini malah semakin menjadi. Sering kali aku bolos kuliah karena sakit perutku yang sangat mengganggu. Tak hanya sakit perut, bahkan sampai muntah-muntah. Beberapa kali aku masuk rumah sakit karena gangguan di lambungku. Dokter bilang aku hanya terkena dispepsia, gangguan lambung yang menyebabkan mual, muntah dan sebagainya.
     Awal Maret 2011 ini, aku memeriksakan diri ke dokter internist di Rumah Sakit Bhakti Yudha, yaitu Dr. Sinarta Natasamudra, SpPD. Kesibukan kuliahku akhir-akhir ini memang sangat padat. Gejala awal yang ku rasakan hanyalah mual dan nyeri di perut bagian kanan bawah. Sebenarnya nyeri itu tidak terlalu sakit, tapi memang rasanya sangat tidak nyaman. Setelah diperiksa, dokter curiga kalau usus buntuku sedang meradang. Aku disarankan untuk melakukan rontgen appendikogram, rontgen untuk melihat apakah usus buntuku masih bagus atau tidak. Akhirnya aku melakukan rontgen itu. Malam sebelum rontgen, aku harus minum barium, obat khusus untuk pasien yang akan melakukan rontgen appendikogram. Obat itu mirip seperti terigu. Warnanya putih bersih, tapi aromanya seperti vanilli. Aku harus menyeduh barium itu dengan segelas air hangat dan meminumnya. Rasanya sungguh diluar dugaanku, sangat tidak enak. Esok paginya aku melakukan rontgen. Dari hasil rontgen, ternyata aku terkena usus buntu kronis. Dokter menyarankan agar aku melakukan operasi, tapi tidak harus saat itu juga. Jika usus buntuku tidak dioperasi, sakit yang ku rasakan akan selalu muncul. Lebih parah lagi, usus buntuku bisa pecah dan dapat menyebabkan kematian. Aku masih menolak saran dokter karena situasinya belum terlalu berbahaya. Dokter juga bilang kalau aku mau melakukan operasi, aku bisa melakukannya pada saat aku libur semester kuliah. Akhirnya aku hanya diberi obat untuk mual dan antibiotik saja.
     Beberapa hari setelah aku minum obat dari dokter, sakit di perut bagian kanan bawahku semakin menjadi. Rasanya sangat ngilu sampai ke paha kanan. Sebelumnya aku tidak pernah merasakan sakit seperti ini. Pagi itu, Selasa 8 Maret 2011, kepalaku sangat sakit dan aku muntah. Badanku rasanya sangat lemas. Perut bagian kanan bawahku rasanya juga semakin tidak karuan. Akhirnya aku dibawa ke UGD Rumah Sakit Bhakti Yudha oleh ibu dan adikku.
     Sesampainya di sana, aku diperiksa oleh dokter jaga UGD. Dari gejala yang timbul dan hasil rontgen yang telah ku lakukan beberapa hari sebelumnya, dokter menyarankan agar usus buntuku yang kronis segera dioperasi. Aku dilangsung dipasang selang infus sambil menunggu dokter bedah umum yang akan datang memeriksa. Saat itu dokter bedah umum yang bertanggung jawab adalah Dr. Edi Setiyoso, SpB. Tak lama kemudian, dokter datang. Karena hasil rontgen appendikogram sudah ada, dokter meminta agar dilakukan operasi pengangkatan usus buntu malam itu juga.
     Pukul 10 pagi, aku dibawa ke kamar perawatan. Saat itu aku harus mulai puasa untuk persiapan operasi jam 7 malam nanti. Berbagai tes juga ku lakukan. Dari tes darah lengkap sampai tes alergi obat antibiotik. Katanya ada beberapa obat antibiotik yang harus disuntikkan ke tubuhku sebelum aku melakukan operasi. Yang bisa ku lakukan hanyalah pasrah, berharap sakit yang ku rasakan cepat hilang.
    Waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa sudah pukul 5 sore. Rasa takut mulai menyerangku. Tapi aku sedikit terhibur karena banyak saudara dan teman-teman yang datang. Aku banyak bercerita dengan teman-temanku tentang rasa takut yang sedang ku alami. Ada seorang teman yang pernah melakukan operasi usus buntu di rumah sakit ini juga. Dia menceritakan pengalamannya saat operasi sekitar 2 tahun yang lalu. Agak menyeramkan sih, tapi dia berusaha menghiburku. Waktu operasi, dia tidak merasakan sakit sama sekali. Tapi pasca operasi memang agak sakit. Sekali lagi, yang bisa ku lakukan hanyalah pasrah dan berdoa.
     Tak lama kemudian, ada seorang suster yang masuk ke ruanganku sambil mendorong kursi roda. Aku sudah takut saja. Aku pikir akan dioperasi saat itu juga. Ternyata aku akan dibawa ke poli internist untuk konsultasi ke dokter internist ku. Setelah selesai konsultasi, tiba waktu sholat maghrib. Aku sholat, berdoa meminta kesembuhan dan meminta yang terbaik untukku. Beberapa saat kemudian, dokter anestesi datang ke ruanganku. Dokter menjelaskan tentang pembiusan yang akan dilakukan saat operasi nanti. Katanya aku hanya akan dibius lokal. Jadi aku akan sadar selama operasi berlangsung. Obat anestesinya akan disuntikkan ke daerah tengah tulang belakangku. Setelah itu aku akan mati rasa dari daerah perut sampai ke kaki. Rasa takutku muncul lagi setelah dokter menjelaskan proses demi proses yang akan ku alami nanti. Tapi dokter sedikit menenangkanku. Katanya aku tidak akan merasakan sakit apa-apa. Aku pun berharap begitu. Semoga operasinya berjalan lancar dan aku tidak merasakan sakit sama sekali.
      Tepat pukul 7 malam, aku dibawa oleh suster ke ruang operasi dengan menggunakan kursi roda. Sebelum itu, aku dipeluk oleh ibuku, saudara-saudaraku dan teman-temanku. Mereka berusaha menenangkan hatiku. Bukannya tenang, aku malah menahan tangis. Tak biasanya aku dipeluk seperti itu. Aku mulai memasuki ruang operasi. Ternyata aku harus ganti baju khusus untuk operasi. Bajunya berwarna hijau gelap. Aku juga harus memakai penutup kepala. Suasana ruang operasi sangatlah menyeramkan bagiku. Para dokter dan suster memakai baju hijau, seperti yang sering ku lihat di film atau sinetron. Ruangannya sangatlah dingin. Terdapat dua buah lampu besar di atas tempat tidur operasi. Tak lama kemudian, aku disuruh duduk di atas tempat tidur. Kedua tanganku dipegang sangat erat oleh para suster. Aku akan disuntikkan obat bius di tulang belakangku. Awalnya aku agak heran kenapa tanganku dipegang begitu erat. Ternyata penyuntikkan obat bius itu sangat menyakitkan. Tak hanya itu, menurutku ini adalah penyuntikkan terlama yang pernah aku rasakan. Sekitar 15 detik aku dilarang bergerak terutama di daerah tulang belakang. Setelah selesai penyuntikkan obat bius, aku dibaringkan di atas tempat tidur. Efek obat bius itu mulai terasa. Aku mulai sulit menggerakkan kakiku. Beberapa saat kemudian, aku sama sekali tidak bisa menggerakkan kakiku. Aku menyentuh kaki dan perutku, tapi aku tidak bisa merasakan sentuhannya. Kedua tanganku dipasang berbagai alat. Ada alat tensi darah otomatis, ada juga alat untuk memantau denyut nadiku. Lalu aku dipasang oksigen untuk membantu pernapasanku. Tak lama kemudian, Dokter Edi dan para asistennya datang. Perasaanku mulai tidak karuan. Takut, cemas dan segala pikiran negatif membayangiku. Tapi Dokter Edi dan para suster berusaha menenangkanku. Operasi segera dimulai. Di depanku terdapat kain hijau tebal yang sengaja dipasang agar aku tidak bisa melihat proses operasi yang tentunya tidak ingin aku lihat. Aku sama sekali tidak merasakan apa-apa. Tapi suasana ruang operasi menjadi sangat akrab. Dokter Edi, para asisten dan suster mengajakku ngobrol agar aku tidak takut. Ternyata cara itu memang ampuh. Waktu berjalan begitu cepat dan operasi sudah selesai. Saat itu menunjukkan pukul 19.45 malam. Dokter Edi menemui keluargaku untuk memberitahu bahwa operasi telah selesai. Sebelumnya, Dokter Edi menunjukkan padaku sebuah tabung bening kecil yang berisi usus buntuku yang telah dipotong. Panjangnya sudah mencapai 7cm dan sudah terjadi perlengketan. Agak takut dan kaget melihatnya. Tapi aku bertambah kaget ketika aku ditunjukkan foto saat perutku sedang dibelah. Foto itu diambil oleh asisten Dokter Edi. Satu kata, mengerikan.
      Setelah operasi selesai, aku diharuskan untuk berada di ruang observasi. Agar kondisiku tetap stabil pasca operasi, aku baru diizinkan keluar ruang operasi jam setengah 11. Keluargaku telah menungguku di depan ruang operasi. Terlihat wajah mereka yang sangat lelah. Teman-temanku sudah terlebih dahulu pulang karena hari sudah larut malam. Aku segera dibawa ke kamar perawatan dengan menggunakan tempat tidur dorong. Ajaibnya, aku masih sadar total dan tidak mengantuk sama sekali. Lalu hal yang ku takutkan terjadi. Sekitar jam 1 malam, efek obat biusku mulai habis dan rasa sakit pasca operasi mulai terasa. Rasanya sangat sakit dan perih. Ditambah lagi, asam lambungku naik. Aku memang mempunyai riwayat penyakit gastritis yang menyebabkan produksi asam lambungku berlebih. Mungkin karena terlalu lama tidak makan, lambungku jadi sakit. Berulang kali aku memanggil suster karena lambungku yang teramat sakit. Suster hanya bisa memanggil dokter jaga malam. Lalu aku beberapa kali disuntikkan obat penahan rasa sakit. Bukannya hilang, malah rasanya semakin sakit. Hasilnya aku tidak tidur sampai pagi karena rasa sakit pasca operasi dan sakit di lambungku.
      Waktu berjalan begitu lama. Sakit yang ku rasakan juga tak kunjung hilang, malah semakin sakit. Air mata pun tak mampu ku tahan. Aku hanya bisa berteriak memohon pertolongan. Suster pun tidak bisa berbuat apa-apa karena beberapa jam sebelumnya aku sudah disuntikkan obat penghilang rasa sakit. Jika obat itu disuntikkan lagi, maka aku akan kelebihan dosis obat. Pukul 9 pagi, aku sulit bernapas. Dadaku sangat sesak. Lalu aku langsung dipasang selang oksigen oleh suster. Saat itu aku hanya bisa menangis dan menangis. Tak lama kemudian, Dokter Edi datang ke kamarku. Ibuku memberitahu Dokter Edi tentang sakit yang ku alami dari semalam. Lalu aku diberikan obat penghilang rasa sakit pasca operasi dan obat penguat lambung. Aku juga sudah boleh makan dan minum dengan porsi tertentu. Tapi aku hanya boleh makan bubur sumsum. Tak lama kemudian, aku muntah. Anehnya, setelah muntah aku merasa lebih baik. Lambungku tidak lagi terlalu sakit. Sehari itu aku benar-benar dibuat tak berdaya karena sakit pasca operasi dan sakit di lambung.
      Sehari kemudian, Kamis 10 Maret 2011, Dokter Edi menyarankan agar aku mulai belajar untuk miring kanan dan kiri. Sebelum operasi, itu adalah hal yang sangat mudah dilakukan. Tapi ternyata melakukannya setelah operasi sangatlah sulit. Aku harus menahan rasa sakit, tapi aku harus melakukannya. Jika aku tidak mencoba untuk miring kanan dan kiri, otot perutku akan kaku dan proses pemulihanku akan semakin lama.
      Besoknya, Jumat 11 Maret 2011, aku mulai latihan berjalan. Rasanya sakit sekali. Untuk berdiri tegap pun sangatlah sulit. Tapi aku harus latihan berjalan agar ototku tidak kaku. Dari tempat tidurku ke kamar mandi saja memerlukan waktu sekitar 3 menit. Padahal jaraknya hanya sekitar 3 meter. Dokter Edi menjanjikan jika hari itu aku sudah mulai latihan jalan, besoknya aku diperbolehkan pulang ke rumah. Jadi aku semangat untuk latihan jalan meskipun rasanya sangat sakit.
      Pagi itu, Sabtu 12 Maret 2011, Dokter Edi datang ke kamarku. Akhirnya dokter mengizinkanku pulang ke rumah. Tapi aku dilarang melakukan kegiatan-kegiatan berat. Dokter memberiku obat penghilang rasa sakit, obat anti radang dan obat antibiotik yang harus ku minum selama di rumah. Aku diwajibkan untuk kontrol ke Dokter Edi hari Rabu. Sebelum meninggalkan rumah sakit, perbanku diganti dengan perban anti air yang baru. Setelah itu, aku pulang ke rumah. Senang rasanya bisa kembali ke rumah. Walaupun keadaanku belum terlalu sehat.
      Beberapa hari di rumah membuat keadaanku semakin membaik. Hari Selasa tanggal 15 Maret 2011, aku memutuskan untuk pergi ke kampus. Ada 3 praktikum yang harus aku lakukan. Jika aku tidak datang, maka aku akan mengulang mata kuliah praktikum tersebut semester depan. Akhirnya aku pergi ke kampus dengan diantar oleh ibuku. Ternyata praktikumnya ada di lantai 4. Mau tidak mau aku harus naik tangga ke lantai 4 karena di gedung itu tidak ada lift. Setelah selesai praktikum, aku pulang. Sesampainya di rumah, badanku rasanya mau remuk. Aku hanya bisa terbaring di tempat tidurku.
     Besok harinya, Rabu 16 Maret 2011, aku datang ke rumah sakit untuk kontrol ke Dokter Edi. Aku menceritakan pengalamanku setelah ke kampus kemarin. Dokter hanya menyarankan agar aku tidak terlalu capek, tapi aku harus tetap beraktivitas ringan agar ototku tidak kaku. Jahitanku juga sudah mulai kering. Aku dijadwalkan untuk kontrol lagi ke Dokter Edi pada Hari Sabtu.
      Hari Jumat siang saat aku sedang di kampus, tiba-tiba ada sedikit bercak darah diperbanku. Aku pikir tidak berbahaya, jadi aku tidak berbuat apa-apa. Tapi ternyata darah tersebut semakin banyak sampai tembus ke luar celana panjangku. Karena panik, aku langsung menelepon ibuku dan segera pergi ke UGD Rumah Sakit Bhakti Yudha. Sesampainya di sana, dokter jaga UGD segera membukan perbanku yang sudah berlumuran darah. Ternyata bukan hanya darah saja yang keluar, melainkan juga nanah. Lalu di daerah sekitar jahitanku di tekan-tekan agar seluruh nanahnya keluar. Rasanya sakit bukan main. Setelah darah dan nanahnya tidak lagi keluar, jahitanku dibungkus kassa steril dan aku diperbolehkan pulang.
     Keesokan harinya adalah jadwalku kontrol ke Dokter Edi. Aku dijelaskan mengapa jahitanku bisa berdarah dan bernanah. Ternyata kasus seperti ini jarang terjadi. Ada infeksi sekitar 2mm di bawah jahitanku. Malah bagus jika darah dan nanah itu bisa keluar sendiri. Kalau itu tidak bisa keluar, aku akan demam dan jahitanku harus dibongkar lagi untuk mengeluarkan nanah tersebut. Aku hanya bisa bersyukur karena dibalik semua kejadian yang ku alami, ternyata ada hikmah yang bisa ku ambil.
       Proses penyembuhanku memang terbilang lama, hampir 1 bulan pasca operasi. Aku harus bolak balik ke rumah sakit hamper setiap hari untuk kontrol jahitanku. Tapi Alhamdulillah, sekarang aku sudah lebih sehat dari sebelumnya. Terima kasih yang sebesar-besarnya ku ucapkan untuk keluarga dan teman-teman yang telah mendoakan dan selalu menemaniku. Tak lupa juga terima kasih yang sangat besar untuk Dr. Edi Setiyoso, SpB, Dr. Sinarta Natasamudra, SpPD dan para suster yang telah sabar merawatku saat aku sakit. Semoga ada hikmah yang bisa diambil dari cerita ini..
Read More »»